PerpustakaanDigital: Cara Membaca Buku di Masa Pandemi. Ilustrasi anak membaca. Foto: Thinkstock. Mengawali tahun 2021 kita harus tetap optimis dalam bekerja, berkarya walaupun pandemi masih berlangsung. Semua bidang yang terdampak pandemi harus bisa bangkit. Kondisi pandemi seperti ini kita jadikan sebuah tantangan.
Integrasi teknologi dalam pembelajaran â dari aplikasi kelas daring hingga platform edukasi â semakin menjadi keniscayaan bagi guru di Indonesia, terlebih setelah melewati pandemi yang mengharuskan mereka menjalankan online learning. Jika penggunaannya tepat, teknologi pembelajaran bisa membantu meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia. Bahkan, Kementerian Pendidikan Kemdikbudristek kini intens mengembangkan dan mempromosikan beragam platform â termasuk platform Merdeka Mengajarâ â sebagai upaya mempercepat adopsi teknologi pembelajaran. Tapi, kajian UNICEF yang terbit tahun lalu menunjukkan banyak guru di Indonesia masih belum mampu menggunakan teknologi pembelajaran dengan maksimal meski sudah menjalani online learning selama 2 tahun. Read more Memadukan kelas _online_ dan _offline_ selama pandemi berhasil di Eropa. Mengapa di Indonesia tidak mudah? Bahkan, guru yang berhasil menjalankan kelas via aplikasi konferensi daring seperti Zoom, kerap bertahan dengan metode lama, mulai dari mengajar dengan ceramah satu arah hingga kembali terbatas pada buku teks fisik. Ini membuat murid gagal nyambung dengan pembelajaran. Apa saja hambatan yang dihadapi guru dan bagaimana kita bisa memberdayakan mereka untuk bisa menggunakan teknologi pembelajaran dengan efektif? Hambatan guru dalam memakai teknologi pembelajaran Salah satu kendala utama pemakaian teknologi pembelajaran tentu saja adalah infrastruktur dan penetrasi internet serta kebiasaan penggunaan teknologi digital yang belum merata di Indonesia. Berbagai riset, kajian, dan survei telah mendokumentasikan masalah ini dengan baik. Tetapi, bagaimana dengan kompetensi digital guru itu sendiri? Beberapa peneliti menawarkan perspektif menarik. Peggy Ertmer, profesor desain dan teknologi pembelajaran dari Purdue University, Amerika Serikat AS, mengatakan bahwa persepsi guru terhadap teknologi sangat mempengaruhi cara mereka memakai teknologi pembelajaran. Banyak guru cenderung memiliki persepsi 'deterministikâ yang melihat teknologi sebagai resep mujarab one-stop solution untuk semua masalah pendidikan. Persepsi deterministik dapat membuat guru cenderung memandang penggunaan teknologi pendidikan sebagai tujuan akhir, tanpa berfokus pada luaran dan evaluasi dari penggunaan teknologi itu sendiri. Di sisi lain, riset juga menunjukkan banyak guru di Indonesia masih menerapkan pembelajaran yang terpusat pada mereka. Kombinasi ini membuat banyak di antara pengajar memakai teknologi sekadar sebagai kosmetikâ â seperti memakai presentasi Powerpoint untuk menggantikan kertas â tanpa adanya pembaharuan dalam cara mengajar untuk lebih terpusat pada siswa. Selain itu, profesor pendidikan di Singapura, Chin-Chung Tsai dan Ching Sing Chai berargumen bahwa lemahnya design thinking kompetensi mendesain pembelajaran di antara guru juga menjadi kendala. Kompetensi ini penting bagi guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa. Read more Bagaimana membuat kuliah tidak membosankan jawabannya bukan teknologi, tapi memahami cara mengajar yang baik Misalnya, dalam kelas bahasa Inggris, jika seorang murid mengalami keterbatasan karena kurang percaya diri dalam berbicara, guru bisa mendesain pembelajaran yang melibatkan aplikasi simulasi percakapan untuk membantu sang murid â meskipun hal seperti ini tak melulu termuat dalam panduan kurikulum. Sayangnya, kemampuan menghadirkan inovasi desain pembelajaran seperti ini masih cenderung lemah di kalangan guru Indonesia. Artinya, meskipun ada fasilitas dan kemauan untuk mengintegrasikan teknologi, penggunaannya tidak akan efektif tanpa keahlian pedagogi pengajaran maupun kompetensi dalam mendesain pembelajaran melalui media digital. Tiga langkah dukung guru kuasai teknologi pembelajaran Ekonom sosial dari London School of Economics LSE, Naila Kabeer, menjelaskan bahwa penyediaan sumber daya yang memadai adalah fondasi dari pemberdayaan agensi dan pencapaian manusia. Sumber daya seperti apa yang kita perlu sediakan untuk pemberdayaan kompetensi digital guru? Pertama, pemerintah dan institusi pendidikan perlu mendukung guru dengan sumber daya rujukan referential resources yang komprehensif, dari pedoman kurikulum hingga panduan evaluasi pembelajaran memakai teknologi. Kajian dari UNICEF sebelumnya menemukan bahwa inisiatif dan kebijakan dari pemerintah selama ini masih fokus pada peningkatan kompetensi digital murid dan belum banyak membekali guru. Dalam aspek evaluasi capaian murid, misalnya, meski dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen PPA dari pemerintah sudah memuat prinsip-prinsip asesmen pembelajaran, belum ada penjelasan yang menyeluruh bagaimana peran teknologi digital memediasi proses ini. Teknologi digital bisa saja mempermudah evaluasi capian murid karena memberikan hasil kilat hanya dalam hitungan detik, contohnya dengan instrumen Automated Writing Evaluation AWE yang menggunakan teknologi pemrosesan bahasa untuk mengevaluasi tulisan siswa. Tapi, riset juga menunjukkan bahwa kerap terjadi inkonsistensi antara hasil AWE dengan penilaian manusia. Ilustrasi ini menunjukan bahwa guru perlu panduan yang tepat, baik itu bagaimana menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam proses asesmen maupun proses lainnya. Kedua, guru juga perlu dukungan sumber daya pengetahuan knowledge resources. Beda dengan sumber daya rujukan yang berhubungan dengan pedoman tertulis, sumber daya pengetahuan berkaitan dengan pelatihan dan wawasan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi pengajaran dengan teknologi. Hal ini bisa berbentuk pelatihan berkelanjutan melalui komunitas profesi guru, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP. Merujuk pada gagasan design thinking sebelumnya, guru perlu pelatihan rutin terkait pemanfaatan teknologi yang tak hanya memuat teknik-teknik kaku, tapi juga bagaimana menggunakannya untuk mendesain pembelajaran yang menyasar kebutuhan siswa student-centered learning secara kreatif. Pemerintah sebenarnya telah memulai ini dengan menjadikan pembelajaran berbasis TPACK Technological Pedagogical Content Knowledge sebagai salah satu capaian pembelajaran dalam program Pendidikan Profesi Guru PPG. TPACK adalah pendekatan yang melihat bahwa penggunaan teknologi yang efektif wajib memuat irisan antara konten, teknik mengajar, dan kompetensi design thinking guru. Kampus keguruan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau LPTK di Indonesia perlu terus mengembangkan ini dalam mempersiapkan guru-guru masa depan agar merancang pembelajaran yang efektif. Selain itu, pelatihan bagi guru untuk senantiasa memahami konteks contextual knowledge juga penting agar mereka empatik dan memahami kondisi siswa. Contohnya, bagi guru yang mengajar di daerah minim akses internet, pengiriman rekaman suara voice note pembelajaran disertai presentasi Powerpoint melalui aplikasi pesan bisa jadi lebih efektif ketimbang materi video di Youtube yang butuh jaringan internet lebih kuat. Ketiga, guru perlu dukungan berupa sumber daya finansial financial resources agar bisa membekali diri untuk berinovasi. Di lingkup universitas, bantuan paket data dari Kemdikbudristek saat pandemi cukup meringankan dosen dan mahasiswa dalam melakukan pembelajaran daring. Subsidi perangkat digital yang difasilitasi insititusi atau pemerintah juga bisa menjadi daya bagi guru untuk menyiapkan pembelajaran yang inovatif. Tak hanya terbatas pada subsidi perangkat eletronik atau akses internet, dana berupa dukungan hibah pun bisa pemerintah mendukung program inovatif seperti implementasi design thinking dalam kelas atau kegiatan guru-melatih-guru. Sumber daya finansial ini tak hanya penting agar guru bisa mengakses dan menerapkan teknologi pembelajaran dengan baik, tapi juga menjamin kesejahteraan mereka sekaligus menarik dan mempertahankan tenaga pendidik yang punya bekal kompetensi digital yang baik. Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan bahwa rata-rata upah pegawai di sektor pendidikan terendah dibandingkan sektor lain â termasuk sektor konstruksi, reparasi mobil, hingga pengelolaan air dan limbah. Padahal, kajian dari UNESCO melaporkan adanya korelasi antara kapasitas finansial guru dan murid dengan partisipasi mereka dalam online learning. Tiga sumber daya yang saling beririsan tersebut â berupa referential, knowledge, dan financial â harapannya bisa menggerakkan guru untuk meningkatkan kapasitas digital maupun kompetensi desain pembelajaran berbasis teknologi agar bisa meraup manfaat sebesar-besarnya bagi pengajar maupun murid di era pembelajaran digital.
Saatmemeriksa hasil jawaban murid, guru akan dipermudah dengan penggunaan teknologi AI. Tidak memerlukan banyak waktu untuk memeriksa hasilnya. 6. Learning Analytics. Penggunaan blog banyak dilakukan saat ini, guru dapat mempublikasikan konten berupa tulisan, video atau rekamanan suara yang merupakan materi pelajaran. Lalu meminta murid untuk
Kebutuhan mencari informasi dan data di masa kini tidak lagi identik dengan pergi ke perpustakaan dan membuka banyak buku lagi. Terlebih bagi Gen Z dan Gen Alpha yang sejak terlahir sudah dikelilingi oleh perkembangan dunia digital, yang salah satunya adalah sosial media. Bahkan, perpustakaan bisa jadi tempat yang tak familiar bagi mereka karena mereka lebih akrab dengan co-working space dengan kecepatan tinggi akses tentang generasi, mau tak mau kita menjadi lebih terbuka dengan perkembangan dunia. Saya pun baru mengetahui bahwa Gen Z adalah generasi yang lahir pada akhir tahun 1990 an hingga awal 2010an. Secara usia saat ini mereka berusia 11 tahun hingga 23 tahun. Gen Z juga mendapat julukan Global Generation dan Generation Connected. Setelah Gen Z, anak-anak yang terlahir dalam dekade ini telah disebut sebagai Gen Alpha. Generasi inilah yang menjadi generasi pertama yang lahir dan tumbuh dalam kemajuan teknologi digital sepenuhnya. Tak bisa disangkal, dunia menjuluki mereka sebagai Digital tumbuh, dan berkembang di waktu yang berbeda pastilah membawa kebiasaan dan cara hidup yang berbeda. Menoleh dua puluh tahun ke belakang, kita dan orangtua kita masih akrab dengan koran dan majalah cetak. Mereka juga saling bertukar kabar melalui surat dan berkomunikasi melalui telepon. Saat ini semua media massa telah bermigrasi ke versi digital juga. Orang tua kita yang sudah menjadi kakek nenek saat ini juga menjadi akrab dengan e-news dan membaca melalui gadget mereka walaupun dalam keseharian mereka juga gagap paperless juga mengubah dunia. Tak hanya dalam dunia pendidikan, berbagai sektor juga semakin meminimalisir penggunaan kertas. Kertas struk di ATM, nota makan di restoran, slip gaji, tagihan, formulir semua berganti wajah dalam bentuk digital dan online. Pemerhati lingkungan juga gencar mengkampanyekan gerakan Go Paperless. Dengan mengurangi penggunaan kertas kita juga menyelamatkan hutan. Menurut Petungsewu Wildlife Education Center, setiap 15 rim kertas ukuran A4 akan menebang sebuah pohon. Setiap eksemplar koran akan menghabiskan sepuluh bahkan lebih pohon di hutan. Bayangkan, dalam sehari terbit koran berapa pohon yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan juga teringat, semasa kuliah para dosen terbang yang sebagian berasal dari Amerika sudah mengajak mahasiswanya menggunakan kertas bekas saja apabila mengumpul tugas, menulis revisi atau membuat laporan diskusi. Selebihnya, mereka lebih suka file yang dikirim melalui email saja. Mereka juga sering menceritakan budaya mereka yang sudah semakin beralih ke digital salah satunya dengan semangat dunia pendidikan saat ini, buku cetak masih banyak diperlukan di berbagai tingkat pendidikan. Terkadang referensi lama belum ada versi digitalnya. Walaupun kita sudah mengenal e-book, buku cetak tetap menjadi pilihan karena lebih terasa fisiknya dan ada perasaan khusus yang sifatnya personal saat memegang buku. Saya merasakan getaran bahagia saat membaca buku, mengelus cover-nya dan membuka lembarnya. Selain itu, buku cetak lebih memberi kenyamanan saat membaca terlebih untuk waktu yang cukup siswa tingkat sekolah menengah yang saya temui memberikan komentar yang senada. Mereka tetap memilih buku cetak dan digital berimbang porsinya. Usia mereka antara 12 hingga 15 tahun. Jika digolongkan menurut generasinya mereka masuk dalam Gen Z yang sebenarnya sudah terbiasa menggunakan teknologi digital. Membaca materi ajar melalui digital sudah pasti menggunakan perangkat tambahan seperti handphone, tablet ataupun laptop dengan memasang aplikasi atau program. Perangkat ini pastinya membutuhkan baterai dan daya listrik yang tidak bisa digunakan apabila listrik padam dan baterai minim. Selain itu mengunduh banyak file juga mempengaruhi kapasitas memori perangkat. Tantangan baru adalah ketahanan mata untuk screen time dalam waktu yang lama. Paparan radiasi dari gadget sudah banyak sekali dibagi informasinya dan sangat mempengaruhi kesehatan indera buku digital adalah awet, ringkas, praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Bayangkan, jika seorang siswa akan membawa 3 buah buku setebal 500 halaman pasti sangat berat. Tetapi dengan adanya teknologi, buku tersebut menjadi lebih ringan dalam genggaman. Saat kita membutuhkan informasi tambahan, buku digital juga siap menjadi sumber data. Ketika kita entri kata kunci yang kita butuhkan, tautan akan muncul dan bisa segera kita bagi kepada orang lain. Betapa mudah dan banyak pekerjaan terselesaikan dengan adanya teknologi. Saat ini banyak e-book bisa didownload secara gratis atau Hal yang Bikin PJJ Stress Anak dan Cara MengatasinyaKegiatan belajar yang terus dilaksanakan daring membuat anak bosan, sepi hingga stress. Sebagai orangtua, Anda berperan untuk menemani anak dan membantu mereka agar tidak stress ketika MeilinaBuku digital juga membantu guru maupun dosen dalam proses pembelajaran. Adanya infografis, konten multimedia dan materi yang dibuat semenarik mungkin membuat siswa lebih betah mengakses ilmu baru. Mereka juga merasakan belajar dengan cara yang menyenangkan karena menggunakan teknologi antara berbagai kelebihan buku digital, bagaimanapun buku digital juga mempunyai kekurangan. Selain memengaruhi kesehatan mata apabila membaca terlalu lama, tantangan maraknya pembajakan menjadi sebuah risiko bagi penulis dan penerbit. File-file e-book acap kali dipublikasikan secara ilegal dan maraknya copy paste dalam sebuah Kanal Youtube yang Aman dan Edukatif Bagi AnakAda banyak konten edukatif di Youtube yang bisa ditonton anak untuk belajar dan mengisi waktu luang KurniasihKesimpulan yang bisa didapatkan, bagi siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan Sekolah Lanjutan buku cetak tetap dibutuhkan tetapi buku digital bisa menjadi referensi tambahan saja. Kesehatan mata dan penggunaan gadget sesuai porsi usia juga merupakan pertimbangan utama yang harus diperhatikan. Alih-alih menjadi generasi yang tumbuh bersama teknologi tetapi interaksi antar individu menjadi sangat minim. Tak jarang komunikasi tatap muka ketika bertemu di antara mereka menjadi abai karena masing-masing dengan keseruan smartphone di genggaman. Berlangganan newsletter kami Dapatkan postingan terbaru yang dikirim langsung ke kotak masuk kamu. Now check your inbox and click the link to confirm your subscription. Please enter a valid email address Oops! There was an error sending the email, please try later. Direkomendasikan untuk kamu
Berikutini adalah peran dari guru bimbel online dalam kegiatan pembelajaran anak. 1. Memberikan Penjelasan. Mungkin para anak murid dapat mempelajari berbagai materi dari mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, atau Bahasa Inggris dan lainnya melalui e-book ataupun video, tetapi apabila ditambahkan dengan penjelasan secara langsung
Bacalah paragraf berikut! 1 Masih banyak guru yang belum mengetahui adanya buku pelajaran digital. 2 Padahal, Kementrian Pendidikan Nasional sudah menyiapkan 49 judul buku digital kecil di internet. 3 Karena itu, pada awal tahun ajaran sekarang, kemungkinan kecil sekolah menggunakan buku digital. 4 Walaupun program tersebut sangat bermanfaat dan menguntungkan murid, orang tua, dan guru belum sepenuhnya memahami cara memperolehnya. 5 Di samping itu, banyak guru belum mengenal buku digital yang diakses dan di internet sehingga mereka harus dibekali pengetahuan tentang internet. Kalimat fakta dalam paragraf tersebut adalah nomor...
Entahdisadari atau tidak, masalah pendidikan di Indonesia adanya keterbatasan jumlah guru yang terampil. Umumnya, guru-guru terampil dan berkualitas tersebar di kawasan kota atau daerah yang notabenenya mudah di akses. Sedangkan daerah-daerah terpinggir dan terpencil, sulit sekali mendapatkan guru. Memang ada banyak faktor hal ini terjadi.
Bacalah paragraf berikut dengan saksama ! untuk soal nomor 1 dan 2. 1 Masih banyak guru yang belum mengetahui adanya buku pelajaran digital. 2Padahal, Kementerian Pendidikan Nasional sudah menyiapkan 49 judul buku digital kecil di internet. 3 Karena itu, pada awal tahun ajaran sekarang, kemungkinan kecil sekolah menggunakan buku digital. 4 Walaupun program tersebut sangat bermanfaat dan menguntungkan murid, orang tua dan guru belum sepenuhnya memahami cara memperolehnya. 5 Di samping itu, banyak guru belum mengenal belum buku digital yang diakses dari internet sehingga mereka harus dibekali pengetahuan tentang internet. 1. Ide pokok paragraf tersebut adalah . . . . A. Empat puluh sembilan judul buku digital B. Buku pelajaran digital di internet C. Kemungkinan penggunaan buku digital D. Keuntungan program buku digital E. Pengetahuan guru tentang buku digital Pembahasan Ide pokok paragraf atau biasa dikenal dengan gagasan utama yang merupakan bagian penting dalam suatu paragraf. Ide pokok paragraf tersebut adalah pengetahuan guru tentang buku digital. Jawaban E 2. Kalimat fakta dalam paragraf tersebut adalah nomor . . . . A. 1 D. 4 B. 2 E. 5 C. 3 Pembahasan Kalimat fakta merupakan kalimat yang berdasarkan kenyataan dari sebuah peristiwa. Kalimat fakta dalam paragraf tersebut adalah nomor 2. Jawaban B 3. Bacalah paragraf berikut dengan saksama ! 1 Ratusan batu nisan berderet di Punggungan Dughla, meter dari permukaan laut itu memuat nama pendaki puncak gunung itu. 2 Kabut tipis menyamarkan nama-nama yang dipahat di batu itu. 3 Berada di jalur utama pendakian Gunung Everest, deretan nisan tanpa jasad itu mencekam setiap pendaki yang hendak menjajal puncak tertinggi bumi. 4 Nama-nama itu adalah mereka yang hilang atau tewas di Everest sejak gunung ini pertama kali didaki. 5 Scott Fischer salah satu nama legende yang dipahatkan di batu nisan itu tewas bersama tujuh pendaki lain dalam tragedi Mei 1996. Kalimat yang merupakan opini dalam paragraf tersebut adalah nomor .... A. 1 D. 4 B. 2 E. 5 C. 3 Pembahasan Kalimat opini adalah kalimat yang menyatakan pendapat, kesan, atau tanggapan atas suatu hal. Suatu opini memungkinkan terjadinya perbedaan antara orang yang satu dengan orang lainnya. Jawaban C Bacalah paragraf berikut dengan saksama ! untuk soal nomor 4 dan 5. Anak-anak memiliki kebutuhan tidur yang lebih banyak daripada orang dewasa. Hal ini dikarenakan anak-anak masih dalam masa pertumbuhan yang notabene membutuhkan banyak energi untuk terus tumbuh. Namun, secara umum kebutuhan tidur orang dewasa berkisar antara 7 sampai 9 jam per hari. Hal itu terungkap dalam seminar kesehatan di Jakarta yang dihadiri oleh ratusan pendengar. Kebutuhan tidur sangat bervariasi pada setiap orang karena kebutuhan tidur dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, umur, kondisi fisik, dan psikologis. 4. Makna istilah psikologis dalam paragraf tersebut adalah .... A. Perkembangan jiwa D. Ilmu jiwa B. Keadaan jiwa E. Hal kejiwaan C. Pertumbuhan jiwa Pembahasan Istilah psikologis berasal dari kata dasar psikologi yang artinya âilmu kejiwaanâ. Istilah tersebut mendapat akhiran âis yang bermakna âsifatâ. Dengan demikian, psikologis berarti âsifat atau keadaan kejiwaanâ. Jawaban B 5. Kesimpulan paragraf tersbut adalah .... A. Kebutuhan tidur sangan bervariasi pada setiap orang. B. Kebutuhan tidur sangat dipengaruhi oleh kondisi. C. Kondisi kebutuhan tidur anak-anak sangat bervariasi. D. Anak-anak membutuhkan tidur yang cukup banyak. E. Kebutuhan tidur orang dewasa sangat bervariasi. Pembahasan Pada umumnya letak kesimpulan berada pada bagian akhir paragraf. Seperti pada soal tersebut, kesimpulan paragraf itu adalah âkebutuhan tidur sangan bervariasi pada setiap orangâ. Jawaban A 6. Cermatilah paragraf berikut ! Lembah Harau, di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat merupakan jurang yang besar dengan diameter mencapai 400 meter. Di Harau ini banyak keindahan yang memukau. Tebing-tebing granit menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. ... Dari mulai memasuki Lembah Harau, pengunjung sudah menikmati tebing-tebing granit ini. Kalimat deskripsi yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam paragraf tersebut adalah .... A. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80-300 meter. B. Sebagian pemanjat tebing dunia telah mengunjungi tempat ini untuk dipanjatnya. C. Banyak orang membandingkan Lembah Harau yang indah dengan âGrand Canyonâ. D. Pengunjung menikmati keindahan alamnya dalam udara yang sangat segar dan bersih. E. Tebing granit di Lembah Harau sudah lama menjadi daya tarik wisata Provinsi Sumatra Barat. Pembahasan Kalimat deskriptif adalah kalimat yang menggambarkan orang, benda, alam, dan yang lainnya. Kalimat deskriptif ditandai oleh banyaknya penggunaan kata sifat di dalamnya. Contoh kalimat deskriptif, âTebing-tebing yang terjal ini mempunyai ketinggian 80-300 meter kata-kata bergaris bawah merupakan kata sifat. Jawaban A 7. Bacalah paragraf berikut dengan saksama! Koperasi mempunyai prinsip dasar menyejahterakan seluruh anggotanya dan sebagai kekuatan penyeimbang dalam........ ekonomi. Koperasi perlu dikembangkan dengan membentuk jaringan kerja mitra antarkoperasi dari berbagai dunia. Tidak adanya koperasi, usaha kecil menengah sulit bersaing dengan perusahaan-perusahaan multinasional, yang dikelola dengan mengedepankan prinsip..., efisiensi, dan... Kata serapan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah.... A. sistem, efektivitas, dan produktivitas B. sistem, efektivitas, dan produktifitas C. sistem, efektifitas, dan produktifitas D. sistim, efektifitas, dan produktifitas E. sistim, efektifitas, dan produktifitas Pembahasan Kata serapan yang tepat yaitu sistim seharusnya sistem, efektifitas seharusnya efektivitas, produktifitas seharusnya produktivitas Jawaban A 8. Bacalah kutipan paragraf di bawah ini! Aparat hukum bertugas memberantas pelaku kejahatan narkoba, terutama dari sisi peredaran gelap narkoba. Lembaga kesehatan, pendidikan, sosial, dan agama berperan mencegah dan menanggulangi masalah itu terutama dari sudut penggunaan atau penyalahgunaan narkoba. Pihak keluarga pun tidak kalah penting dalam menanggulangi barang haram tersebut. Memang pemerintah dan masyarakatlah yang bertanggung jawab dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf di atas termasuk jenis paragraf . . . . A. Campuran D. Menyebar B. Induktif E. Ineratif C. Deduktif Pembahasan Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Jadi paragraf tersebut termasuk paragraf induktif karena kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf, yaitu Memang pemerintah dan masyarakatlah yang bertanggung jawab dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Jawaban B 9. Bacalah kutipan paragraf di bawah ini! Rendahnya minat baca pada siswa disebabkan dua faktor. Faktor tersebut bersifat internal dan eksternal. Faktor internal antara lain, siswa tidak suka membaca, malas, dan kurangnya motivasi. Sedangkan faktor eksternal antara lain, terbatasnya jumlah dan keragaman buku, serta kurang adanya keteladanan dari orang tua dan guru. Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf di atas termasuk jenis paragraf . . . . A. Deduktif D. Menyebar B. Induktif E. Ineratif C. Campuran Pembahasan Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf. Jadi paragraf tersebut termasuk paragraf deduktif karena kalimat utamanya terletak pada awal paragraf, yaitu Rendahnya minat baca pada siswa disebabkan dua faktor. Jawaban A 10. Bacalah kutipan paragraf di bawah ini ! Pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan suhu di atas permukaan bumi mengancam keberadaan Negara-negara kepulauan seperti Indonesia, Filipina, dan itu dikatakan Ketua Program Doktor damn Magister Pengelolaan dan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pasca Sarjana Sumatera Utara USU, Prof. Dr. Alvi Syahrin, saat sosialisasi Mitigasi dan Perubahan Iklim, di Medan, mengatakan, pemanasan global yang terjadi diramalkan juga akan mencairkan es Greendland hingga menyebabkan naiknya permukaan laut menuju tujuh meter. Isi kutipan paragraf di atas adalah . . . . A. Pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan suhu B. Pemanasan global mengancam neagara-negara kepulauan C. Pemanasan global dikatakan oleh Prof. Dr. Alvi Syahrin D. Pemanasan global yang terjadi akan mencairkan lapisan es E. Pemanasan global mengancam Indonesia Pembahasan Karena didalam paragraf tersebut dikatakan bahwa pemanasan global yang terjadi akan mencairkan lapisan es Greendland hingga menyebabkan naiknya permukaan laut menuju tujuh meter. Jawaban D
BukuSekolah Digital (BSD) adalah platform penyedia buku pelajaran elektronik gratis yang disediakan oleh pendidikan.id. dirilis pada tahun 2016 oleh PT. Mahoni Edukasi Digital, yaitu sebuah platform yang mengembangkan produk dan layanan di bidang teknologi pendidikan.
Menetapkanrencana pendidikan atau pembelajaran untuk tahun pelajaran yang akan berjalan meliputi perencanaan : a. Rapat awal tahun dengan dewan guru. b. Rapat pleno dengan orang tua siswa dan Komite Sekolah. c. Pembagian tugas mengajar. d. Pembinaan guru/siswa. e. Kebutuhan buku-buku pelajaran dan pegangan guru. f.
3 Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu, misalnya karena metode mengajar tidak sesuai, atau materi pelajaran yang bersifat kompleks. 4. Menetapkan prosedur remedial yang sesuai. Pengajaran Remedial. Banyak alternatif yang dilakukan oleh guru dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa.
JcTmB. znn7ooty9o.pages.dev/341znn7ooty9o.pages.dev/116znn7ooty9o.pages.dev/116znn7ooty9o.pages.dev/151znn7ooty9o.pages.dev/119znn7ooty9o.pages.dev/108znn7ooty9o.pages.dev/352znn7ooty9o.pages.dev/156znn7ooty9o.pages.dev/55
masih banyak guru yang belum mengetahui adanya buku pelajaran digital